Thursday, September 18, 2014

Berbagi dan Berpartisipasi


Pengurus Gereja Amal Katolik, mengucapkan banyak terima kasih kepada  para penyumbang, yang dengan sukarela ikut menyokong PGAK dalam hal pendanaan  area perparkiran dan rencana pembuatan taman, serta penghijauan dengan menanamkan beberapa jenis pohon.
                Ucapan terimakasih yang pertama, kami sampaikan kepada Bapak Yoseph Toto Hidayat beserta istrinya Maria Fang Ying, Salon Farina yang dipimpin oleh  dr Farina, Pak Yayan Suryana yang selalu mendukung, Pak Paulus We beserta  Pak Eka Farina yang peduli akan pagar hidup, supaya alam lingkungan yang nan asri, Bapak Humprey yang rela memberi pimjaman alat berat, Ibu Endang, Ibu Kwantari serta  putra-putra Ibu Kwantari, yang selalu ingin terlibat aktif membaca kebutuhan gereja, Bapak Sinurjaya dan Bapak  Robert, Karawang Motor yang tersentuh sapaan pastoral, demikian halnya dengan Kel. Bapak Tampubolon, tak terkecuali ibu Yetty Artis yang rela menyisihkan  hasil usahanya, Dua saudara ini yang selalu siap  membantu kebutuhaan gereja yaitu Bapak Junaedi( Duta Teknik) serta  Bapak Paulus Lee, atas sumbangsih yang luar biasa ini, tak lupa kami sampaikan menempuh hidup baru bagi pasangan Otto dan Mari, dimana salah satu pasangan ini memberikan nuansa warna yang indah bagi gedung gereja, kami Pengurus Gereja Amal katolik, menghaturkan banyak terimakasih, kami akan berdoa semoga  Tuhan yang Mahakasih memberikan kesejahteraan dan kesehatan yang prima bagi bapak dan ibu.
                Bagi para Saudara yang ingin berbagi dan berpartisipasi masih banyak kesempatan, karena proyek Taman dan Parkir membutuhkan dana yang cukup besar. Bagi para saudara yang ingin berpartisipasi bisa diserahkan kepada pastor, atau pada saat kolekte kedua, atau bisa juga lewat kotak pembangunan yang akan ditempatkan di pintu depan gedung gereja. Berapa pun Anda berbagi dan berpartisipasi, akan sangat kami hargai sebagai wujud kebersaamaan umat paroki Kristus Raja Karawang. Sarana perparkiran  yang akan dipavling blok seluas 2400 m2  dengan dana kurang 264 Juta rupiah.

Demikian sapaan pastoral dari Pengurus Gereja Amal katolik Kristus Raja Karawang, semoga kasih para Saudara mendapat berkat melimpah dari Allah Bapa di surga. (Yba).

Monday, September 15, 2014

KPP 28 Juni 2014




Berbagi Bersama dalam Pesta Rakyat

Kemampuan menciptakan keharmonisan dalam keaneakaragaman agama,kepercayaan,dan budaya Indonesia dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,merupakan hal yang amat membanggakan bagi bangsa Indonesia.Kebanggaan kehidupan berbangsa dan bernegara juga terwujud dalam kegiatan yang dilakukan warga Paroki Kristus Raja Karawang dalam rangka memperingati HUT RI beberapa waktu yang lalu.
Kegiatan yang diawali dengan pertemuan pengurus FKUB ( Forum Kerukunana Umabt Beragama )pada tanggal 18 Juli,yang dihadiri oleh pemuka agama Islam,Hindu,Budha,Kristen,Kong Hu Cu,dan Katolik.Dalam kesempatan ini Bapak H.E.Tajuddin Noor,ketua FKUB menyatakan bahwa kegiatan  ini merupakan respon yang baik terhadap kerukunan beragama di Karawang. Sebaiknya tidak hanya melalui kesenian,tetapi bisa juga kegiatan social,porseni,yang dikedepankan kerukunannya.Diharapkan Karawang lebih mantap kerukunannya.Demikian pula dengan tanggapan positif yang dinyatakan oleh Pastor Paroki,Pastor YB Alamsyah,beliau berpesan agar kita fokus,warga yang terlibat bersatu padu dengan masyarakat Karawang,bersatu padu melalui seni dalam rangka menyamakan persepsi.
Pelangi Nusantara merupakan wadah perwujudan dari kerukunan umat beragama di Karawang dalam bentuk kreativitas seni,sekaligus puncak perayaan HUT RI .Kegiatan yang diadakan di halaman Gereja Kristus Raja Karawang dimulai dari pukul 19.00 wib.Peristiwa ini dihadiri oleh Wakil Bupati Karawang,dr Celicca Nurrachadiana,Bupati Purwakarta,Bp.H.Dedi Mulyadi S.H.,Pemuka agama,umat dan masyarakat sekitar gereja.
Dalam kesempatan ini ditampilkan tari kecak, Tarian yang berasal dari Bali,merupakan sajian dari umat Hindu.Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Pada saat menari, mereka menyerukan  kata “cak” dengan  irama tertentu seraya mengangkat kedua lengannya. Para penari itu mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka
Dari umat Budha mempersembahkan barongsai, dari Gereja HKBP menyajikan tari Tor Tor ,tarian yang biasa dipersembahkan baik dalam keadaan suka maupun duka.Para penari memakai ulos,dan aneka suguhan kesenian yang lain. Kegiatan yang menunjukkan eksistensi budaya dari aneka agama yang ada di Karawang.

Umat dan masyarakay yang hadir melebur dalam kegembiraan bersama,menari bersama.berbagi kebahagiaan dalam kebersamaan. Proficiat untuk bangsaku.


Seminar Kesehatan


Mengenal Deuterokanonika

“Dengan membaca Kitab Suci diharapkan hidup kita semakin baik dan semakin dekat dengan Allah.Namun apabila hidup kita tidak mengalami perubahan  ,berarti ada yang salah, “demikian Rm.Albertus Purnomo OFM dalam Seminar Deuterokanonika yang dilaksanakan di Aula St.Agustinus,Paroki Kristus Raja Karawang,pada hari Minggu,13 Juli 2014.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Komisi Kerasulan Kitab Suci Bandung dan Kerasulan Kitab Suci Paroki.Seminar dihadiri oleh Rm.Bayu ( Komisi Kerasulan Kitab Suci ),Pst.Haris Andjaja,Pst.Domi,umat paroki dan stasi.Seminar yang seyogyanya diikuti oleh Sie K2S se-Katabapa,hanya dari Purwakarta yang hadir.
Menurut Bapak Monci, ketua panitia seminar, kegiatan ini bertujuan,memberi pengetahuan serta pemahaman yang jelas tentang kitab-kitab Deuterokanonika terutama kepada fasilitator,ketua lingkungan, pengurus gereja,pelayan sabda, dan semua yang terlibat dalam pelayanan,agar dapat mewartakannya dengan benar.Dalam kesempatan ini beliau berharap agar setelah mendengar,mengetahui tentang kitab-kitab Deuterokanonika,umat semakin jelas dan memahaminya.
                “Kitab Suci Deoterokanonika belum dikenal oleh kebanyakan umat Katolik,padahal Kitab Deuterokanonika yang berjumlah 10 Kitab itu tidak bedanya dengan kitab-kitab Perjanjian lama yang lain,yang menjadi sebuah pertanyaan mengapa umat Katolik sendiri tidak banyak mengenal Kitab Suci tersebut ? Bukankah Kitab Deoterokanonika Kitab yang diakui dan dikanonkan dalam gereja Katolik sebagai Kitab Suci atau mungkin umat sendiri kurang meng-Kitab Suci atau kurang banyak membaca.Seminar Deuterokanonika yang dilaksanakan pada hari Minggu tersebut cukup memberikan masukan kepada umat yang hadir bahkan banyak umat Katolik sendiri yang baru mendengar Deuterokanonika sampai Romo Purnomo menangkap bahwa umat Katolik sendiri masih banyak yang asing dengan Kitab Deuterokanonika,dengan menyatakan ,mengucapkan kata deuterokanonika saja susah,”demikian kesan Bapak Yulius Susilo,salah satu panitia kegiatan.

                Setelah Rm.Purnomo menyampaikan paparannya tentang Deuterokanonika,dilanjutkan dengan tanya jawab.Kegiatan diakhiri dengan pembagian doorprize berupa buku-buku yang ditulis oleh Rm.Albertus Purnomo,antara lain Melacak Jejak surga,Menyingkap Misteri Neraka,Iblis Dalam alkitab.

Muliakanlah Allah dengan Membangun Bangsa dan Negara

            Inilah tema Aksi Puasa Pembangunan kita  tahun 2014. Ada ajakan dan seruan dari pimpinan gereja keuskupan bahwa keterlibatan dalam bidang sosial-politik  merupakan bagian integral iman Kristen. Dalam konteks bangsa Indonesia yang akan melaksanakan pesta demokrasi, memilih para wakil rakyat dan pimpinan pemerintahan, setiap umat Katolik sebaiknya menyalurkan hak dan kewajibannya dengan memberikan suara.
            Perlu dipahami dengan penuh kesadaran yang mendalam, bahwa satu suara yang dimiliki oleh setiap orang akan menentukan “nasib” kehidupan berbangsa dan bernegara untuk lima tahun ke depan. Walau dipihak lain kehidupan  berpolitik tidak hanya ditunjukkan dalam keikutsertaan kita dalam pemilihan umum. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa terlibat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dengan masuk kedalam dinamika kehidupan masyarakat. Terlibat aktif dalam menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan, keamanan bahkan mengambil bagian dengan kepengurusan RT atau Rw serta membina persaudaran dengan hadir dalam peristiwa-peristiwa yang terjaddi dalam lingkungan masyarakat, entah peristiwa suka mau pun duka.
            Untuk masa yang akan datang, kita harus mempersiapkan generasi yang akan datang menjadi tokoh-tokoh Kristiani yang mampu memberikan warna di negara kita ini. kita tidak hanya sekedar tinggal di negara yang besar ini, melainkan kita harus sungguh merasa memiliki bangsa ini. Gereja menghormati banyak pria dan waita yang melayani Tuhan melalui komitmen mereka yang murah hati pada politik dan pemerintah. Salah satu tokoh Gereja yang memberikan perhatian pada kehidupan bernegara adalah Santo  Thomas More, yang telah dimaklum sebagai Pelindung para Negarawan dan politisi. Dia memberikan kesaksian dengan kemartirannya pada “keluhuran suara hati manusia yang tak dapat dibatasi”. Meskipun dihimpit oleh berbagai bentuk tekanan psikologis, Santo Thomas More menolak  untuk berkompromi, tidak pernah meninggalka “kesetiaan yang konstan pada otoritas dan lembaga-lembaga yang sah” yang membeda-bedakannya. Ia telah mengajarkan melalui hidup dan kemartirannya bahwa” manusia tidak dapat dipisahkan dari Tuhan, atau para politisi tak dipisahkan dari moralitas.

            Dalam masa pra-paska 2014, kita diajak untuk merenungkan tanggungjawab kita sebagai warga katolik dan warga negara dengan merenungkan tema APP” Muliakan Allah dengan Membangun Bangsa dan Negara”.

Sejarah Paroki Kristus Raja Karawang

Tahun  1962 merupakan awal pelayanan bagi umat Katolik di Karawang.Dimulai dari asrama TNI 324 Telukjambe.Pada tahun 1964 umat Katolik mulai menggunakan sebuah rumah di asrama sebagai tempat berkumpul bersama.Tempat ini yang akhirnya di kemudian hari menjadi kapel St.Mikael Telukjambe.
            Setelah tempat pertemuan berpindah-pindah dari rumah ke rumah,pada tahun 1968 umat Karawang mulai mendapatkan tempat pertemuan.Sebuah gudang di Babakan Cianjur direnovasi menjadi gereja.
            Sejak tahun 1969 umat paroki di Karawang mendapat pelayanan rutin dari Pastor J.Corstjens OSC.Beliau pastor Paroki Subang dan mendapatkan tugas secara tetap melayani umat di Karawang dan Purwakarta.Atas upaya beliau dan umat  pada tahun 1974 Karawang resmi menjadi stasi dari paroki Subang.Lima tahun kemudian,bangunan Gereja Katolik Babagan Cianjur  menjadi gereja permanen setelah mengalami beberapa  kali pemugaran.
            Pada tahun 1981 Pastor J.Corstjen OSC digantikan oleh Pastor Hardjosoebroto OSC. Pastor Hardjo banyak melakukan penataan dan pembenahan umat.Mulailah dibentuk Dewan Pastoral,PGAK,dan WK.Pada tahun 1982 MGR.Arntz OSC mengizinkan Pastor Hardjo untuk membeli rumah di JL.Sedap Malam 10 sebagai Pastoran.Pada tahun yang sama pada tanggal 21 November secara resmi rumah di Jl.Sedap Malam 10 dijadikan Pastoran.Peresmian pastoran sekaligus sebagai peresmian Stasi Karawang menjadi Paroki,sehingga Peringatan Kristus Raja Semesta Alam menjadi Hari jadi Paroki Karawang.
            Pada awal tahun 1990 masyarakat sekitar gereja tidak menghendaki adanya tempat ibadah orang Katolik di tempat itu.Mereka melayangkan surat protes atas keberadaan gereja.Pada masa Adven 1993 terjadi gangguan terhadap kelangsungan gereja.Umat yang hendak ke gereja dihalang-halangi.
            Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan perayaan Ekaristi,maka setelah Pekan Suci tahun 1994 perayaan Ekaristi dipindahkan ke kompleks sekolah Yos Sudarso,Jalan Belakang Pasar 14.
            Tahun 1990-1994 inilah tahun-tahun perjalanan berat Grereja Katolik Kristus Raja Karawang. Perjalanan waktu yang diwarnai perlakuan diskriminatif oleh pemerintah,penolakan dan gangguan warga sekitar gerja,dan perjuangan berat untuk terus bertahan hingga mendapatkan hak dan pengakuan semestinya.
Melalui perjalanan  perjuangan berat dan panjang, dan dengan bantuan pemerintah pusat ,pada tahun 1994 izin mendirikan bangunan di Babakan Sananga untuk gereja dikeluarkan oleh Bupati Karawang,Bapak Sumarno Sumardi .
            Pada tahun ini juga dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kristus Raja Karawang.Setelah pembangunan pagar keliling dan bangunan gereja sementara selesai,perayaan Ekaristi hari Minggu dipindahkan lagi dari kompleks sekolah Yos Sudarso ke jalan Parahyangan 45. 
            Pembangunan gereja dan kehidupan menjemaat berlangsung terus hingga pada tanggal 23 November 1996 pada peringatan Kristus Raja,bangunan gereja yang baru diresmikan oleh Sekwilda Kabupaten Karawang dihadiri oleh pejabat daerah Tingkat II kab.Karawang,Wakil MUI,dan dikemudian hari diberkati oleh Uskup Agung Bandung,MGR.Alexander DJajasiswaja Pr.
            Dengan berbagai upaya dan usaha,pada pesta Kristus Raja tahun 1998,aula st.Agustinus dan Pastoran diberkati oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Bandung Pastor Markus Priyo Kushardjono OSC.Lengkaplah kompleks bangunan Paroki Kristus Raja Karawang.
            Sejak tahun 1998 perkembangan umat dan perkembangan sarana terus bertambah. Tahun 2013 pada usianya yang ke- …. Paroki Kristus Raja Karawang, semakin memantabkan pelayanan dengan dukungan Gedung Gereja, Gazebo,Gedung St. Agsutinus,Balai Pengobatan  “Kurnia Asih”, Kantin, dan area parkir yang lebih luas. Semua ini adalah sarana untuk mewartakan Injil,berkarya nyata dalam menebarkan keselamatan.

            Dengan berkat Allah Gereja Katolik Kristus Raja semakin memantapkan eksistensinya, dan biarlah tetap Kristus Yang Merajai hati setiap umat .