Wednesday, October 29, 2014



Antara Galau dan Iman
                Apakah orang beriman bisa galau?  Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman, seruan konsili Vat ll. Namun  di lain pihak manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan dan dengan sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu yang ddikaruniakan olehNya. Tetapi di lain pihak manusia juga bisa menolak tawaran kasih Allah. Pada saat tarik ulur dalam hati dan pikiran manusia dalam menanggapi situasi hidup tanpa disertai ketaatan  iman akan terjadi kegalauan.
                Kepatuhan akal budi dan kehendak sepenuhnya, merupakan jawaban iman yang wajar terhadap tawaran kasih Tuhan, sebagaimana kelihatan dalam contoh Abraham. Orang tidak galau kalau dalam menghadapi situasi hidupnya,jika ketaatan iman diberi peluang untuk memberi jawaban akan persoalan hidup yang dihadapi. Iman adalah penyerahan total kepada yang menyatakan diri tidak karena terpaksa melainkan “ dengan sukarela”. Artinya jawaban manusia berasal dari hati yang tulus dan ikhlas, yang sejak semula Gereja menekankan bahwa iman bersifat bebas merdeka.
                Kebebasan iman berarti keyakinan bahwa lebih baik menyerahkan diri kepada kebaikan Tuhan daripada memusatkan perhatian pada diri sendiri. Kasih Tuhan menembus rasa takut dan bela diri, yang mengurung manusia dalam dirinya sendiri dan membuatnya menjadi budak perasaanya sendiri. Disinilah benih munculnnya perasaan galau. Sedangkan iman membebaskan karena memecahkan belenggu ketakutan dan kecurigaan.
                Dalam iman, manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak terbatas berkenan memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya. Orang galau butuh energi untuk membangkitkan iman. Iman penyerahan diri kepada Sang Pemberi Hidup, yang sanggup memberikan tatanan hidup yang kreatif, walaupun jalan hidup yang dihadapi sumpek , jelimet, kompleks. Seberkas sinar ilahi tidak akan pudar dengan persoalan yang dihadapi manusia. Songsonglah sinar ilahi dengan iman yang membara. Maka  Anda akan berkata,” selamat tinggal  saudara galau”( Yba)

No comments:

Post a Comment