Wednesday, October 1, 2014

Gundul-Gundul Pacul

GUNDUL-GUNDUL PACUL Tembang Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temanya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yang dalam dan sangat mulia. LIRIK DARI LAGU DAERAH JAWA “GUNDUL-GUNDUL PACUL”. Lengkapnya demikian,’ Gundul-gundul pacul- cul, gembelengan. Nyunggi-nyunggi wakul –kul gembelengan. Wakul ngglimpang segane dadi sak latar. Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota. Sedang pacul adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani. Gundul pacul artinya bahwa seorang pemimpin yang sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Orang jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas) artinya bahwa kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat. Telinga digunakan untuk mendegarkan nasihat. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil. Jika keempat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah menggunakan kekuasaannya untuk berbangga-bangga diantara manusia. Dia menganggap kekuasaannya karena kepandaiannya. Nyunggi wakul, gembelengan. Nyunggi wakul artinya membawa bakul ( tempat nasi ) di kepalanya. Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul di kepalanya. Wakul adalah simbol kessejahteraan rakyat, kekayaan negara, sumberdaya, pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada dibawah bakul milik rakyat, kedudukannya dibawah bakul rakyat. Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul, atau pemilik bakul? Tentu saja pemilik bakul. Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya. Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan ( melenggak-lenggok kepala dengan sombong dan bermian-main). Akibatnya , wakul ngglimpang segane dadi sak latar. Bakul terguling dan nasinya tumpah kemana-mana. Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah kemana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat, (Yba).

No comments:

Post a Comment