Tuesday, May 5, 2015



JALAN MENUJU TUHAN

Tantangan hidup di zaman modern ini semakin kompleks. Banyak bencana alam, konflik, persaingan, kecemasan, kecurigaa, kebencian, bahkan perang merupakan realitas konkret yang terus menerus dihadapai. Menghadapi situasi seperti itu orang menjadi lelah. Orang semakin terasing. Kehidupan batinpun semakin kering.
Setiap orang  yang berimanpun pernah mengalami kekecewaan, seperti yang dialami oleh dua murid dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24: 13-34)  Mengapa kita, manusia tidak merasakan  Kekecewaan ? Karena kita egois, hanya memikirkan, mementingkan diri sendiri, saya. Agar kita tidak selalu kecewa, frustasi kita perlu:

1.        Tenang, hening. Kita mencoba berpikir dengan hati, merefleksikan, merenungkan kembali peristiwa-peristiwa tertentu dengan hati, bukan dengan rasio sehingga kita bisa melihat, mendengar dari kacamata yang berbeda. Pernahkan anda mendengar penggalan lagu  lagu  Lagu Tangan Tuhan/Pelangi KasihNya:  “apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti, satu hal tanamkan di hati Indah semua yang Tuhan bri.
2.        Benar-benar merasakan hidup, bukan masalah umur atau usia, tapi mengenai kualitas hidup, berarti:
a.        Menjadi diri sendiri, bukan orang lain, bukan sekedar menyenangkan orang lain ( menyenangkan orang tua, pasangan hidup-suami atau istri, anak-anak,  sahabat dsb)  tetapi menunjukan identitas dirinya sendiri.
b.        Pada saat ini. Hal ini berarti masa lalu dan masa depan bukanlah kenyataan (tidak nyata) . Nikamatilah kehidupan hari ini, saat ini.
c.        Berada di sini, berarti diri kita seutuhnya ada di sini, tubuh, jiwa, dan roh . Karena seringkali walaupun kita berada di gereja secara fisik, jiwa dan rohnya mungkin berada di tempat lain, memikirkan sesuatu yang lain.
  3. Suka cita / Bahagia. Mengapa manusia tidak bersukacita atau bahagia? Banyak orang mempunyai ide, sikap, pandangan yang keliru yang salah bahwa bahgia atau sukacita itu ditemukan pada hal-hal yang eksternal, di luar dirinya. Bahwa kebahagiaan itu ada syarat-syaratnya, misal memiliki materi, barang dll, aku akan bahagia kalau saya ….  Kita tanggalkan itu , lihatlah betapa beruntungnya saya bila kita melihat ke bawah…pada orang-orang kecil, pada orang-orang cacat. Melihat orang buta…saya bersyukur masih mempunyai mata yang bisa melihat.
4. Kemerdekaan spiritual. Kita bebaskan musuh-musuh yang ada di dalam diri kita, yaitu:
a.        pengalaman  buruk di masa lampau ( luka batin). Saya tidak bahagia karena saya pernah mengalami..pengalaman pahit ( dilecehkan, dihina, dipermalukan didepan umum…dsb)
b.        pengalaman indah di masa lampau ( nostalgia ) . Saya akan bahagia kalau saya merasakan kembali pengalaman nostalgia… dulu kamu begitu, sekarang koq begini….
c.        Kekawatiran dan ketakutan akan masa depan. Ingat Injil tetang kekhawatiran. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
d.        Ambisi. Ambisi memang baik , tetapi kalau diperbudak oleh ambisi di masa depan, itu yang mengerikan.,ia hidup dalam hayalan di masa depan,  ia tidak bisa menikmati hidupnya saat ini.
e.        Melekat pada benda-benda masa kini. Kita merasa ada yang kurang bila tidak memilikinya, begitu bergantung padanya.  misal HP, beberapa anak mengatakan kalau tidak ada HP rasanya ga ada gairah hidup.  
       
Ketika kita mengalami kekecewaan, frustasi, putus asa, kita tidak melihat Tuhan yang sebenarnya berdiri di samping kita, melihat dan mendamping. Kalau kita hanya terpusat pada kekecewaan dan kegelapan hidup, sampai –sampai tidak melihat bahwa Tuhan menyapa dan mau membantu kita lewat sahabat, teman, peristiwa hidup.  Marilah kita diam sejenak, tenang, untuk kembali mengenangkan bagaimana Tuhan biasanya membimbing dan menyertai kita dalam pengalam-pengalaman di masa lalu. Dengan demikian, kitapun pelan-pelan akan menyadari bahwa saat ini pun Tuhan menyertaiku. Dengan menyadari bimbingan Tuhan yang pernah kita alami, pelan-pelan kitapun akan lebih  terbuka terhadap teman, mulai peka melihat situasi hidup kita, dan mulai melihat uluran tangan Tuhan lewat mereka, lewat sesama.
                                                                                                                                                                Y haris a osc

Misa Paskah Lansia,26 April 2015




Sosialisasi BPJS ,26 April 2015




Monday, April 27, 2015

Paskah di Stasi Marinus,Resinda,Karawang



Lomba Replika Telur Paskah
Dalam rangka menyambut hari Raya Paskah,Stasi Marinus Resinda,Paroki Kristus Raja Karawang mengadakan lomba menghias replika telur Paskah. Kegiatan lomba disosialisasikan pada minggu kedua Prapaskah dan hasil karya dikumpulkan pada Minggu Palma sampai dengan Jumat Agung.Kriteria penilaiannya meliputi kegiatan kebersamaan dan kerja sama dalam lingkungan,estetika,pesan Paskah yang hendak disampaikan.Hasil lomba dinilai oleh Pst.Agustinus Made Sujata OSC,Pst.Dominikus Sidauruk,OSC,dan Bapak Heribertus Sugiharto,ketua Stasi.
Lomba yang diprakarsai oleh ketua panitia Paskah,Bapak Eka Juli K.ini,diikuti oleh seluruh lingkungan yang ada di Stasi .Hasil lomba diumumkan saat pengumuman pada Misa Minggu Paskah,dengan pemenang Juara I,Lingkungan Perumnas 2 Agnes 3,Juara II,Lingkungan Resinda 2,Juara III,Lingkungan Santa Maria,Galuh Mas.
”Kegiatan ini baru pertama kali diadakan ,yang rencananya kegiatan ini akan terus diadakan tiap tahun dan akan dijadikan tradisi ,” Ungkap Ibu Goretti Aruman,salah satu panitia Paskah.
“Menjadikan  kebersamaan dan kerja sama merupakan nafas di Stasi Marinus dan meningkatkan pemahaman umat terhadap arti Paskah,mengapa dilambangkan dalam bentuk telur dan kelinci.Lomba menghias replika telur ini akan dijadikan tradisi tahunan ,”demikian pernyataan yang disampaikan oleh Bp. Heribertus Sugiharto,ketua Stasi Marinus,Resinda ,Paroki Kristus Raja karawang.

Terima Kasih



BERTERIMA KASIH   DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH
LUKAS 17:11-19

Suatu ketika, ada seorang pengemis tua renta tak berdaya meminta sedekah sambil mengulurkan tangannya. Ketika seseorang memberikan uang  atau makanan, terlihat wajahnya berubah, yang tadinya tidak bersemangat, tak berdaya menjadi berseri-seri karena mendapatklan rejeki, ia langsung secara spontan mengucapkan terima kasih.
Terima kasih adalah kata-kata yang penting diucapkan ketika seseorang mendapatkan sesuatu; perhatian, cinta, keperdulian, bantuan, atau materi. Terima kasih merupakan bukti, saya  menerima dan menghargai orang yang telah “memberi”. Ungkapan terima kasih menjadi lebih bermakna ketika kita benar-benar membutuhkan “sesuatu” dan orang lain memberikannya. Selain berterima kasih, ia juga akan bersyukur kepada Allah.
            Injil menggambarkan mukjizat yang dilakukan Yesus terhadap sepuluh orang kusta. Kisah ini terjadi  di perbatasan Samaria dan Galilea sewaktu Yesus menuju Yerusalem. Samaria adalah wilayah tempat tinggal orang  Israel yang bercampur dengan orang-orang asing. Orang-orang Israel yang ditinggal disana dicap sebagai orang asing, orang najis, orang kafir karena mau berhubungan, bercampur baur melalui perkawinan dengan bangsa asing. Bangsa Israel tidak mengakui mereka sebagai bagian dari bangsanya,bahkan melarang berhubungan dengan mereka sebab bila berhubungan akan menyebabkan dirinya menjadi najis,   mereka disebut Orang Samaria. Orang Samaria adalah kaum pinggiran yang terbuang dari bangsanya sendiri.
            Kisah mukjizat dimulai dengan permintaan sepuluh orang kusta yang meminta belas kasihan Yesus. Orang kusta oleh bangsa Israel dianggap, dicap sebagai orang najis, harus dijauhi, orang-orang terkutuk, tidak mendapat rahmat Allah. Mereka yang menderita kusta tinggal di luar  kota atau desa, terpisah dari masyarakat biasa. Mereka hidup dari belas kasihan orang yang memberi sedekah. Karena itu, ketika mereka minta belas kasihan Yesus tidak berani mendekat….mereka  berdiri agak jauh. Yesus tidak memberikan Sabda Penyembuhan, seperti dalam kisah-kisah mukjizat lainnya, melainkan perintah untuk pergi memperlihatkan diri kepada imam-imam. Mereka pergi karena mereka percaya akan disembuhkan oleh Yesus,  sedang mereka berjalan mukjizat terjadi, mereka menjadi tahir, sembuh dan dibebaskan dari kenajisan. Yesus memyuruh mereka pergi kepada iam-imam, sebab para imamlah yang akan menentukan, memeriksa, menyelidiki seseorang sudah tahir atau belum sehingga mereka dapat berbaur kembali di tengah masyarakat.
            Bagaimana dengan diri kita masing-masing. Apakah kita juga bersikap seperti orang Israel, yang membeda-bedakan sesama ? ada yang didekati, ada yang dijauhi, ada yang disingkirkan (terutama lawan, saingan, atau musuh) . Kadang kala kita pun mempunyai prasangka-prasangka yang negatif terdahadap orang lain, apakah ini sesuai dengan ajaran kristiani ?
            Ternyata hanya ada satu yang kembali untuk berterima kasih  kepada Yesus dan bersyukur kepada Allah , yaitu orang Samaria. Mengapa hanya orang Samaria ? orang Samaria bisa berterima kasih  dan bersyukur karena ia melihat bahwa Allah yang berbelas kasih  tampak dalam diri Yesus, ia merasakan rahmat Allah yang melimpah dalam dirinya karena ia adalah orang yang “terbuang” dua kali yaitu sebagai orang samaria dan sebagai orang  kusta. Imam orang Samaria itulah yang menyelamatkannya, ia percaya dan yakin bahwa dirinya disembuhkan oleh Allah melalui Yesus. Yesus tidak hanya menyembuhkannya secara fisik dan tahir secara sosial tetapi secara utuh, menyeluruh, sehingga orang itu dapat berterima kasih dan bersyukur kepada Allah. Makna yang kita petik dari orang Samaria ialah mereka yang tersingkir, dikucilkan ternyata tahu terima kasih dan bersyukur atas anugerah Allah.
            Mukjizat  yang dilakukan oleh Yesus tidak terbatas hanya untuk kaum terpilih, bangsa Israel saja melainkan untuk semua suku bangsa, termasuk kita. Mukjizat terjadi bukan hanya karena kedekatan secara fisik dengan Yesus, tetapi melintasi jarak  dan waktu. Hal ini memberi pengharapan pada kita yang secara fisik dan waktu berjauhan dengan Yesus. Yesus akan “menyembuhkan “ kita asal kita benar-benar percaya dan berimam kepadaNya.
            Apakah kita benar-benar mempercayakan diri sepenuhnya kepada Yesus, dan tidak mencari bantuan, kekuatan, kesembuhan yang bukan dari Allah ? Itulah pertanyaaan yang harus kita renungkan setiap saat tak kala kita mengalami situasi yang sulit, yang menekan, yang membuat kita putus asa. Apakah kita selalu berharap pada Yesus ?
            Dari kisah ini, kita diajak untuk selalu berterima kasih dan beryukur kepada Allah atas pengalaman-pengalaman hidup yang boleh kita alami, baik suka maupun duka. Bahwa segala sesuatu yang kita miliki sekarang ini berasal dari Allah , lewat kasih sesama  kepada diri kita Semuanya adalah anugerah Allah. Ungkapan terima kasih dan syukur yang bagaimana yang dapat kita lakukan dalam hidup ini ? Apakah hanya cukup dengan berdoa kepada Allah ?

Y. Haris A OSC

Seminar Kanker Serviks




Seminar Kanker  Leher Rahim

Pada hari Minggu,tanggal 22 Februari,dari pukul 10.00 s.d. 13.00,bertempat di aula St.Agustinus, Wanita Katolik Cabang Karawang  mengadakan seminar  tentang kanker leher rahim atau kanker serviks,dengan penyaji dr.Harry,SPOG dan dr.Farina.
Menurut Ibu Erna Dwi Basuki, ketua WKRI Cabang Karawang,beliau mengharapkan dengan diadakannya sosialisasi  tentang kanker serviks,maka  angka kejadian kanker serviks yang dapat menyebabkan kematian pada ibu ( wanita ) dapat menurun,dan para wanita menyadari betapa bahayanya penyakit ini.
Menurut dr.Harry,SPOG,sebagian besar kasus kanker serviks terdiagnosis dalam keadaan terlambat ( stadium lanjut),sehingga sulit untuk disembuhkan.Penyakit ini disebabkan karena berganti-ganti pasangan dan dari pengawet makanan.
Kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma ( HPV ) yang bersifat onkogenik ( penyebab kanker ).Penderita kanker serviks biasanya mengetahui penyakitnya setelah kronis,karena penyakit ini tidak terasa. Sebetulnya penyakit ini dapat dideteksi sejak dini dan dicegah dengan melakukan pemeriksaan IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat ) dan Pap smear.
Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan IVA dan Pap smear yang akan  dilaksanakan dengan bekerja sama antara Wanita Katolik cabang Karawang dengan Dinas Kesehatan, Khususnya Puskesmas Karawang Kota.
Diharapkan kegiatan ini didukung oleh para ibu maupun remaja putri,karena setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks dan vaksinasi dan deteksi dini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang ideal un tuk mencegah kanker serviks.